LaDissertation.com - Dissertations, fiches de lectures, exemples du BAC
Recherche

Patriarchy in Abdellah Taïa Novel 'Un Pays Pour Mourir'

Analyse sectorielle : Patriarchy in Abdellah Taïa Novel 'Un Pays Pour Mourir'. Recherche parmi 298 000+ dissertations

Par   •  3 Décembre 2019  •  Analyse sectorielle  •  2 919 Mots (12 Pages)  •  440 Vues

Page 1 sur 12

Budaya Patriarki Negara Maghribi dalam Buku Un Pays Pour Mourir karya Abdellah Taïa


Ariane Rosa 1706061635
Nabilla Nur Hanifah 1706073364

Program Studi Prancis,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Kampus UI Depok 16424, Indonesia

Pendahuluan

Kesusastraan Frankofon adalah sebutan untuk karya sastra berbahasa Prancis yang ditulis oleh penulis yang bukan merupakan berkebangsaan Prancis. Berkembangnya kesusastraan Frankofon terjadi akibat pendudukan Prancis di berbagai negara. Selama berlangsungnya pendudukan tersebut, bahasa Prancis aktif digunakan dan dijadikan bahasa sehari-hari berdampingan dengan bahasa resmi yang digunakan di negara yang sedang berada dalam pendudukan Prancis. Alhasil, muncullah banyak karya-karya sastra berbahasa Prancis yang terbit di negara-negara pendudukan Prancis.

Kesusastraan Frankofon yang berkembang di benua Afrika terbagi dua berdasarkan wilayahnya, yakni Afrique-Noire dan Magribi. Adapun tema dominan dalam kesusastraan Frankofon Magribi yakni anti-kolonialisme, kehidupan masyarakat Magribi, opresi keluarga, dan ideologi patriarki (Belinda, 1996).

Abdellah Taïa merupakan salah satu penulis sastra Frankofon yang berasal dari Maroko.Ia telah menerbitkan empat novel di Seuil termasuk Le Jour du Roi (Prix de Flore, 2010) dan Infidèles (2012). Orientasi seksualnya sebagai gay yang berbeda dan cenderung ditentang oleh lingkungannya menginspirasi setiap karyanya. Ia selalu menyelipkan unsur gay di setiap bukunya karena ia memiliki tujuan untuk mengubah cara pandang orang terhadap gay. Perjalanan hidupnya juga sangat menginspirasi cerita di setiap novelnya. Taïa hidup di keluarga muslim yang sangat religius dan juga homofobia. Ayahnya yang bekerja di perpustakan kota Rabat sering mengajaknya untuk ikut bekerja menyebabkan Taïa sudah tak asing dengan buku sejak ia kecil. Ia hidup bersama ayah, ibu, enam saudara perempuan dan dua saudara laki-laki membuatnya sangat akrab dengan perilaku perempuan. Tak jarang para saudara perempuan Taïa mengajaknya untuk bermain permainan perempuan. Hal tersebut tentu saja sangat mempengaruhi siapa dirinya sekarang. Selain itu, latar belakangnya sebagai masayarakat Maghreb membuatnya mengenal unsur-unsur patriarki yang ia lihat di sekelilingnya selama ia tinggal di Rabat. Hal tersebut tentu menginspirasinya untuk menceritakan kehidupan perempuan yang akrab dengan unsur patriarki di dalam buku ini.

Menurut Bressler, patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai figur otoritas utama yang terpusat dalam organisasi sosial sehingga laki-laki memiliki keunggulan dalam satu atau lebih aspek, seperti penentuan garis keturunan (keturunan patrilineal eksklusif dan membawa nama belakang). Karena kondisi Afrika Utara yang kurang baik, perempuan magribi banyak yang berimigrasi ke negara-negara Eropa mengikuti suami atau memperbaiki kondisi ekonomi, salah satunya ke negara Prancis.

Selain itu Ideologi patriarki juga merupakan sistem struktur sosial dan praktik yang di dalamnya laki-laki mendominasi, menekan, serta mengeksploitasi perempuan (Walby, 1990: 20). Dalam ideologi patriarki terdapat relasi kuasa dalam struktur sosial yang meletakkan laki-laki sebagai pihak dominan dan perempuan sebagai pihak submisif. Selain itu, terdapat pula segregasi ruang yang membedakan batas ruang bagi laki-laki dan perempuan untuk beraktivitas.

Dalam bukunya yang berjudul Un Pays Pour Mourir, Taïa menceritakan beberapa tokoh perempuan magribi baik yang hidup di Paris sebagai imigran dan hidup di wilayah koloni Prancis. Unsur patriarki sangat terlihat jelas di dalam novel ini karena tokoh utamanya adalah perempuan. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis budaya patriarki masyarakat negara maghribi yang mereka bawa bahkan sampai di luar negaranya.

Struktur Naratif

        Struktur buku ini terdiri atas tiga bab yang berjudul PARTIE I Paris, juin 2010, Partie II Paris août 2010 dan Indochine, Saigon, juin 1954 dengan tiga subbab di setiap bab nya. Buku ini bergenre roman dengan unsur autobiografi di dalam setiap babnya. Cerita yang disajikan dalam setiap babnya berbeda satu sama lain. Setiap bab berfokus pada satu tokoh yang selalu ada kecuali di bab terakhir yaitu Zahira. Buku ini dituliskan secara subjektif yang dapat dilihat dari penggunaan kata « je » dengan sudut pandang orang pertama serba tahu. Kata « je » sendiri mewakili tokoh yang berbeda di setiap babnya. Maka dari itu setiap bab menyuarakan suara setiap tokoh yang menceritakan kisahnya masing-masing. Alur dalam buku ini yaitu nonlinear karena banyak flashback yang terjadi di setiap bab nya juga cerita masa kini serta harapan yang dibicarakan oleh para tokoh. Bab pertama menceritakan tentang kesedihan Zahira ata kematian Ayah nya. Selain itu penulis juga menceritakan latar belakang keluarga Zahira dimana Ibu Zahira memegang kekuasaan di keluarganya. Hal tersebut dikarenakan Ayah nya yang sakit sehingga tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai kepala rumah tangga yang baik. Lalu di bab kedua subbab pertama Dans Les Nuages tokoh « je » berganti menjadi Aziz dan Zanouba. Di dalam bab ini penulis menceritakan konflik batin yang terjadi pada Aziz setelah ia melakukan operasi penggantian kelamin yang kemudian mengubah namanya menjadi Zanouba. Selain itu terdapat cerita tokoh Mojtaba dalam subbab Du Vert Partout dengan tokoh « je » adalah Zahira. Mojtaba merupakan seorang aktivis homoseksual Iran yang kabur dari negaranya dan tinggal bersama Zahira selama bulan Ramadhan. Selain itu di subbab Qu’elle Brûle  di dalam bab yang sama terdapat cerita Allal cinta pertama Zahira yang datang  menemui Zahira di Paris dan berencana untuk membunuh Zahira. Ia tidak dapat menerima bahwa Zahira yang ia cintai menjadi seorang pelacur. Lalu di bab terakhir yaitu Indochine merupakan bab yang menceritakan tentang Zineb yaitu saudara perempuan Ayah Zahira yang dikirim ke daerah koloni Prancis sebagai budak pemuas hasrat tentara Prancis dan bertemu dengan Gabriel yang merupakan tentara Prancis.

Tokoh utama dalam buku ini adalah Zahira seorang perempuan imigran asal Maroko yang bekerja sebagai pelacur di Paris. Ia digambarkan sebagai wanita yang penyayang hal tersebut dapat dilihat dari bab satu dimana ia sangat menyesali kematian Ayahnya dan ia selalu memberikan apapun yang Ayahnya inginkan:

“Que veux-tu, mon papa ? De quoi as-tu besoin ? Tu as mal ? Terriblement mal ? Où ? Où ? Dis. Dis-le-moi, maintenant. J’ai grandi. J’accepte les choses, même incompréhensibles.” - Zahira

Selain itu ia juga merupakan perempuan yang pengertian, dapat dipercaya dan sangat senang menolong. Hal tersebut diungkapkan oleh Aziz di bab ke dua subbab Dans Les Nuages dan Mojtaba di subbab Du Vert Partout:

...

Télécharger au format  txt (20.3 Kb)   pdf (161.6 Kb)   docx (17.1 Kb)  
Voir 11 pages de plus »
Uniquement disponible sur LaDissertation.com